Senin, 21 Juli 2014

KhunFany | The Ending

Author: Kim Ara

Cast: Nickhun Buck Horvejkul a.k.a Nickhun & Stephanie Hwang a.k.a Tiffany

Genre: Drama, Hurt/Comfort

Rating: General

Length: Ficlet



A/N: Holla saya kembali untuk ketiga kalinya dalam sehari!! *digebukin*
FF ga jelas sebanyak 500+ words ini murni berisi curhatan saya :'3
Yasudah, selamat membacaa :'*

Check it out~



Fany menatap layar smarphone-nya dengan pandangan kosong. Sedari tadi timeline sosial media-nya menampakkan tulisan-tulisan terbaru yang sangat ia kenal. Ya, dari Nickhun.

Tapi berbeda, kali ini tulisan-tulisan itu muncul tanpa disertai pesan-pesan pribadi untuk Tiffany.
Memang ini bukan yang pertama kalinya, tapi Fany terlampau mengerti kalau ini tak pernah berakhir baik.

Nickhun kembali menjauh.
Tanpa alasan yang jelas, tanpa sebab terucap.
Ini sudah yang kesekian kali, tapi Fany masih tak mengerti alasannya.

Ia tau kalau Nickhun akan kembali lagi kelak, entah besok, lusa, atau sebulan kemudian. Tapi ia tak bisa berhenti memikirkan satu pertanyaan:

Kenapa harus pergi kalau akhirnya kembali?

Bukan, bukannya Fany tak ingin Nickhun kembali.
Ia menginginkannya. Sangat. Sebesar keinginannya untuk terus hidup.

Tapi, Fany juga tak menginginkan Nickhun yang seperti ini.
Bukankah keinginannya itu sederhana?
Ia hanya ingin Nickhun tinggal sampai nanti, atau pergi. Itu saja.

Ia bukan halte bus yang bisa ditinggal pergi seenaknya.
Ia itu rumah. Nickhun harus benar-benar pergi agar ia juga benar-benar rela untuk mencari pengganti, tentu saja bukan pengganti sementara seperti biasanya.

Dan entah mendapat keberanian dari mana, tapi kini ia sudah menekan nomor Nickhun.
Seumur hidup, setiap Nickhun datang dan pergi seperti ini, Fany tak pernah meminta jawaban.
Ia tak pernah bertanya kenapa Nickhun pergi, atau kenapa Nickhun kembali.
Tapi kini ia butuh jawaban.

"Yeoboseyo?" suara lembut itu masih setia membuat darahnya berdesir.

"Jelaskan." tuntut Fany segera.

"Apa sih?" suara di seberang sana terdengar gerah.

Tapi Fany tak gentar. Ia lelah tersakiti. "Kenapa kau pergi?"

Nickhun terdiam.
Fany memaki dalam hati karena tak bisa melihat ekspresinya. Kaget kah? Bingung? Atau biasa saja?

"Baiklah kalau kau tak mau menjawab. Tapi kali ini aku benar-benar butuh jawaban, kau mau pergi atau tinggal?" suara Fany bergetar. Ia takut.

Nickhun menghela nafas panjang, bersiap menjawab.

Tolong, jangan pergi. Tolong.
Ia tidak ingin munafik, ia memang ingin Nickhun tinggal.

"Maafkan aku." ia mendesah.

2 kata, tapi lebih dari cukup. Fany mengerti.
Jadi ia mengakhiri pembicaraan begitu saja. Meneruskan sama saja dengan menusukkan pedang itu lebih dalam. Ia sudah lelah terluka.

Jadi kini yang tersisa hanya isakan tanpa suara, percakapan yang belum selesai, dan kenangan-kenangan yang menggantung di udara.
Tidak seharusnya hal seindah dulu di akhiri dengan cara yang tidak pantas begini kan?
Hanya satu pihak yang tersakiti, apakah itu adil?

Kali ini, isakan-isakan itu mulai jelas terdengar.
Gerimis yang turun satu persatu mencetak uap air tipis di jendela, membuat Fany mulai mengingat kembali kenangan mereka.


"Coba tulis disini!" Nickhun berteriak pada Fany. Ia menunjuk jendela yang beruap dengan semangat.

Fany masih mengamati hujan, tapi ia tetap mendekat. "Tulis apa?"

"Ya apa yang kau rasakan saat ini." jawab Nickhun.

Fany berpikir sejenak. "Contohnya?"

Nickhun mulai menulis. Setelah selesai, ia bergerak menjauh agar tak menghalangi, membiarkan Fany membacanya

"Aku mencintaimu." bacaan Fany terhenti. "Aku ingin selalu bersamamu." ia melanjutkan. Ragu, ia menoleh ke arah Nickhun.

Nickhun tersenyum penuh arti. "Aku hanya menulis apa yang aku rasakan saat ini kok."



Isakan itu bertambah. Ia menyentuh dadanya yang terasa aneh. Ia tak lagi merasa sakit seperti saat Nickhun mempermainkannya. Tapi ada perasaan lega yang aneh.
Dan lebih anehnya lagi, ia tak menyukai rasa baru ini.

Fany keluar, mendongakkan kepalanya, dan membiarkan air matanya bercampur dengan hujan.

Baru 5 menit yang lalu rasa sakit karena Nickhun hilang, tapi ia sudah merindukan rasa itu.

Hati kecilnya berbisik, "Bukankah luka saat Nickhun ada terasa lebih baik?"

Fany hanya mengangguk sebagai jawaban.



Selesai~ Maaf abal dan tanpa poster, ini hanya sekedar curhatan :'3
Terimakasih untuk yang sudah mau membaca~ :'*

1 komentar:

  1. NFL Betting: How to bet on football at sportsbooks
    › sport 토토사이트 › nfl-betting-how-to- › sport › nfl-betting-how-to-

    BalasHapus