Jumat, 12 September 2014

KhunFany-Being Forgotten

Author: Kim Ara

Cast: Nickhun Buck Horvejkul a.k.a Nickhun & Stephanie Hwang a.k.a Tiffany

Genre: Fluff, Romance

Rating: PG-17 (karna ada kiss scene dikit xD)

Length: Ficlet




A/N: Haloooo! Ara udah ilang lama yaa? Maafff, biasa lah derita murid :") Kali ini Ara bawa FF fluff, cuma ficlet pula :") Curhatan dikit sih/? Wkwk xD Yasudah, segitu aja cuap-cuapnya. Selamat membacaaa~ Semoga sukaa~


"Aku pulang..." ujar seorang pemuda berbadan tegap sambil memasuki rumahnya yang didominasi oleh kaca. Tak seperti biasanya, salamnya tak mendapat jawaban.

"Tiff?" Panggilnya. Namun hening. Gadisnya itu belum juga menampakkan diri.

Nickhun memasuki setiap ruangan, mencarinya di setiap sudut. Tapi tetep saja Tiffany tak ada. Panggilan-panggilannya sudah menyerupai teriakan tapi tetap saja tak ada jawaban.

Nickhun teringat sesuatu, lalu segera berlari ke halaman belakang, dan mendapati Fany-nya di sana, bersandar di pohon, menunduk memandangi smartphone-nya lekat-lekat.

"There you are..." bisik Nickhun lega.

Fany mendongak, menyadari kalau sudah ada orang di depannya. "Ah, kau sudah pulang?"

"Tidak, aku belum pulang." sindir Nickhun kesal.

Fany tertawa. "Aku tak sadar kalau sudah sore. Maafkan aku."

Nickhun mengacak rambut makhluk indah di depannya itu dengan gemas. Mana bisa ia marah dengan orang ini? "Tak apa, baby. Kau sibuk apa sebenarnya, huh?"

Tawa Fany menghilang perlahan, berganti senyum kecut. Dan Nickhun bersumpah kalau ia sangat tak menyukai ekspresi barusan.

"Hey hey hey, what's going on?" tanya Nickhun sambil meremas jemari Fany, cemas.

Tiffany menghela nafas, lelah. "Yah, bukan sesuatu yang penting.."

Nickhun mengangguk paham. "Tak apa kalau kau tak mau cerita, yang penting kau tau kalau aku akan selalu disini, untukmu, kapanpun. Aku siap mendengar apapun, dear."

"Hey, bukan begitu maksudku." sahut Fany cepat, takut Nickhun salah paham. "Ini benar-benar hanya masalah kecil. Aku bahkan tak mengerti kenapa aku memikirkannya sampai begini."

Nickhun hanya diam menatapnya. Fany tak tahan ditatap seperti itu.

"Oke oke! Aku kalah!" bentaknya sebal, lalu menyerahkan smartphone-nya kepada Nickhun.

Ada banyak foto. Foto keluarga Fany, minus Fany tentunya. Dan juga banyak sekali foto teman-teman Korea Fany, lagi-lagi minus Fany. Mereka semua terlihat bahagia.
Nickhun langsung mengerti apa yang mengganggu pikiran gadis menawan itu.

"Tak apa-apa sebenarnya." ujar Fany tiba-tiba. "Hanya saja aku tak tau kenapa rasanya sakit melihat mereka bahagia."

"Tanpa aku." Fany buru-buru melanjutkan.

Nickhun menghela nafas, merasa bersalah. Karena dialah Fany jadi jauh dari orang-orang yang disayanginya di Korea, dan malah terjebak bersamanya di Thailand."Maafkan aku..."

Fany mengelus surai keemasan itu lembut, sambil tersenyum penuh pengertian. "Ini bukan salahmu. Cepat atau lambat aku harus menikah kan? Dan namja Korea sama sekali bukan seleraku. Thailand masih terhitung dekat, Khunnie. Aku lega menikah denganmu." candanya.

Nickhun akhirnya tersenyum, sedikit. Mana yang lebih membahagiakan daripada memiliki istri penuh pengertian seperti Fany?

"Mereka belum, dan tak akan melupakanmu, Tipani. Siapa yang bisa melupakan malaikat sepertimu, huh?" Nickhun mendengus geli melihat ekspresi Fany yang terlihat begitu malu.

Tiba-tiba Nickhun mendapat ide, ia menekan nekan menu di smartphone Tiffany, lalu menyodorkannya kembali.

Fany menatapnya heran."Ini ap-"

"AKH!!!" sebuah teriakan dari smartphone Fany membuat mereka nyaris terjungkal. Fany langsung menatap Nickhun sadis, berusaha bertanya 'kenapa kau menelponnya?" lewat tatapan mata.

"Astaga, Miyoung bodoh!! Aku merindukanmu tau! Kapan kau pulang?!" bentak suara cempreng di seberang sana cepat.

Fany mengerjapkan matanya berkali-kali. "Kau belum melupakanku, Jess?" tanyanya polos.

"Tentu saja belum, bodoh! Aku tak akan pernah melupakan idiot yang selalu ada untukku sepertimu!" celoteh Jessica ketus. "Tunggu dulu, oppa menelpon, aku akan menelponmu lagi nanti. Bye jamurku sayaaaaang!" suara dolphinnya menggelegar. Fany tak akan kaget kalau setelah ini speaker smartphone-nya tak mau mengeluarkan suara lagi.

Setelah melempar benda itu begitu saja, Fany segera menubruk Nickhun sampai mereka bergulingan di atas rumput, lalu memukulinya gemas. "Bodoh! Kau ingin telingaku tuli, huh?!"

Nickhun hanya tertawa. Telinganya saja masih terasa berdenging. "I told you, they will never forget you, dear."

Fany terdiam, berhenti memukuli namja itu, dan malah berbaring di rerumputan sebelah Nickhun. "Apa aku tidak mudah dilupakan?"

"Kalau mudah aku pasti tak akan memintamu kembali, bahkan setelah 4 tahun perpisahan kita dulu itu." gerutunya, kesal karena Fany tak kunjung sadar betapa istimewa nya dia sebenarnya.

Fany tersenyum, lalu mencubit pipi namja itu, gemas. "Terimakasih..."

"Anything for my baby..." gombalnya.

Fany terkekeh, tapi sedetik kemudian ia menempelkan bibirnya pada bibir pink Nickhun yang sedari tadi hanya berjarak 10 cm. "You really are my everything."

Nickhun terpaku menerima serangan mendadak Fany. Namun sedetik kemudian ia merengkuh Fany dalam pelukannya, tak peduli dengan rumput dan tanah yang sudah menyelimuti mereka. "You're the special ones. Best gift ever, from God."

Fany tersenyum. "No. You are." batinnya.


FIN

Yeee selesai xD Gimana gimana? Biasa aja? Iya, Ara emang suka sama yang biasa biasa aja/? *loh *abaikan
Terimakasih udah mau baca yaa Jangan lupa tambahkan blog gaje ini ke bookmarks kalian :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar